Artikel Facebook

ARTIKEL 1

 

Kisah-Kisah Sejarah Di Nusantara

Tsabit Azinar Ahmad PKI terlibat G30S, tapi…

PKI terlibat G 30 S?

sejarahkritis.wordpress.com

Pertanyaan yang paling sering muncul ketika membahas peristiwa penculikan dan pembunuhan pimpinan Angkatan Darat tahun 1965 adalah “apakah PKI benar-benar terlibat dalam Gerakan 30 September?…

Komentar:

Arim Kamandaka kalau semua sudah tiada baru terasa.

Tsabit Azinar Ahmad kaya lagunya bang haji oma..

Arim Kamandaka wkwkwk… Karena penentu sejarah adalah pemenangnya.

Tsabit Azinar Ahmad selama ini pemenang itu adalah penguasa.. dus, sejarah untuk penguasa.. akhirnya hilang sejarah milik rakyat jelata..

Arim Kamandaka Kalau penguasanya sudah turun barulah sejarah yang tersingkirkan itu muncul dan diketahui umum.

Tsabit Azinar Ahmad betul kang, itulah fenomena dalam historiografi kita, tapi masalahnya pendidikan sejarah kita masih berjalan di tempat, dan bahkan out of context dengan perkembangan historiografi yang kini beraneka rupa.. quo vadis pendidikan sejarah kita..

Isti Qoqom di museum lubang buaya yang terletak di jakarta, baik guide maupun diorama yang terdapat di dalamnya, seolah PKI adalah tokoh yang patut dipersalahkan & menjadi pihak yang paling bertanggungjawab terhadap semua kejadian yang terjadi,, padahal peristiwa ini masih menjadi kontroversi,,, banyak sejarawan yang berusaha membuka tabir misteri mengenai dalang sebenarnya daari gerakan ini,,, bahkan sekarang ini banyak sekali versi yang menceritakan tentang gerakan 30 S,, trus bagaimana dengan relevansi dari museum ini?

Arim Kamandaka Versi Orba. dan reformasi ini apa yang sudah dibuat? Tak ada.

Tsabit Azinar Ahmad sebagai monumen, museum boleh tetap ada.. versi bahwa PKI menjadi pihak yang bertanggungjawab biarlah mennjadi bagian dari sejarah Indonesia.. ini penting bagi perkembangan sejarah kita.. jalan tengah yang paling moderat menurut saya adalah dengan memberikan keleluasaan terhadap berbagai pandangan untuk mengemukakan pendapatnya.. tujuannya adalah “jangan ada dusta di antara kita”. kini saatnya kesadaran sejarah dibangun atas nalar kritis, terbuka, dan menghormati antarsesama. di sinilah sejarah memainkan perannya..

Arim Kamandaka wow, alangkah luar biasanya jika seperti itu. Tidakmembuang yang ada tetapi membuat yan lain…Suka

  • Tsabit Azinar Ahmadternyata bagi kita yang bergelut dalam dunia sejarah ada satu tugas mulia. kita semua wajib berjuang, “berjuang melawan lupa”

  • Datuk Soda Pelaku sejarah dan saya masih hidup Sanak !…. kok ada pertanyaan seperti ini !
    …..“mengapa HR edisi 2 Oktober terbit sementara surat kabar lain di ibukota dilarang?”
    apa bukti pelarangan terbit harian lainnya waktu itu, saya kepingin ditampilkan buktinya !

  • Arim Kamandaka Saya masih terlalu muda saat itu, Bapaknda Datuk Soda… Tetapi mempelajari sejarah dengan info, tulisan dan ulasan. Masalah HR ed 2 sampai saat ini jug amasih MISTERIUS.
    http://old.nabble.com/Fw:–PEMBEBASAN-PAPUA–Fw:–HKSIS–Re:–nasional-list–Trs:–sastra-pembebasan–Soal-Harian-Rakjat-1959-1965:-MOhon-Bantuannya….-td21300203.html

    old.nabble.com

    Fw: [PEMBEBASAN PAPUA] Fw: [HKSIS] Re: [nasional-list] Trs: #sastra-pembebasan# …Lihat Selengkapnya
  • Datuk Soda

    Coba pahami kalimat HR ini: “Kita Rakjat memahami betul apa jang dikemukakan oleh Letkol. Untung dalam melakukan gerakannja jang patriotik itu. Tetapi bagaimanapun djuga persoalan tsb. adalah persoalan intern AD.” <——–Taktik “lempar batu sembunyi tangan” telah direncanakan secara matang oleh PKI !

    Kayakinan saya: Bapak Mayjend. Suharto (semoga Allah membalas jasa beliau, dan mengampuni dosanya !) pada tanggal 1 Oktober 1965 menguasai keadaan.
    Silakan baca buku Sukarno File tulisan Antonie C.A. Dake dan serta buku lainnya dan kesaksian pada sidang-sidang Mahmilub yang berlangsung secara terbuka !

  • Tsabit Azinar Ahmad

    Pangdam Jaya mengeluarkan Surat Perintah Pangdam V/Jaya (No. 01/Drt/10/1965) yang berisi perintah untuk melakukan “tindakan-tindakan penguasaan terhadap media-media pemberitaan”. Khusus untuk PKI, memang saya menyimpulkan ada keterlibatan PKI, tapi bukan secara kelembagaan, hanya beberapa orang saja, terutama Aidit dan Sjam. Apakah itu taktik lempar batu seumbunyi tangan? saya rasa ini penilaian yang tidak bisa saya salahkan atau saya benarkan. yang saya yakini adalah bahwa semua pihak terlibat, tidak hanya PKI semata-mata.
    23 jam yang lalu · Suka · 1
  • Setya Agung PriyatmajaMenghargai berbagai pendapat serta bebas berbicara itu demokrasi, namun bolehlah kbebasan berbicara itu tdk untuk menembak slh stu phak, sejarah berbicara brdsrkn fakta.. Semoga sjrh (msa llu) sll mjdkn qt agr lbih bijak dlm mngkaji msa dpn..

    22 jam yang lalu melalui seluler · Suka
  • Datuk Soda

    Sanak Tsabit Azinar Ahmad…kalau kudeta oleh G30S yang dilakukan tg. 1 Oktober 1965 (dengan sengaja Soekarno menukarnya menjadi sebutan Gestok)….. hanya dilakukan oleh beberapa orang kader PKI saja …maka kenapa pada epilog G30S harus terjadi Paraku/cina di Kalbar dan pembentukan basis gerilya di Blitar selatan. Dan khusus di kampung saya, nun jauh dari Jakarta di pegunungan Bukit Barisan para kader miltan PKI bertahan dengan senjata api yang telah disiapkan…siapa yang menyuruh…apa rekayasa militer !
    Dua kali PKI memberontak mengkhianati negara. Dengan dalih partai tidak terlibat, maka sisa sisa PKI Madiun bangkit pada tahun 1955.
    Akankah terjadi hal yang sama ?
    16 jam yang lalu · Suka · 2
  • Tsabit Azinar Ahmad

    kalau PKi terlibat secara total, mengapa banyak orang yang tidak tahu menahu mengalami pembantaian dan bahkan marginalisasi? banyak kajian tentang perlakuan tidak adil yang dialami oleh aktivis lekra, gerwani, dan organ-organ yang diduga terlibat dengan PKI. Apa yang ayahanda Datuk Soda utarakan tentang beberapa basis PKI memang benar adanya, bukan pula rekayasa milter tentang pembentukan barisan perlawanan. secara psikologis, ketika orang yang merasa tertuduh akan cenderung untuk mempertahankan apa yang mereka punya. isu yang dihembuskan adalah tentang perebutan. kita juga tidak bisa menduga secara pasti bagaimana kekuatan internasional berperan dalam situasi ini. yang saya tahu masyarakat kita mudah limbung dan cenderung bingung dengan kondisi tersebut pada saat itu. saya tidak membela PKI, hanya menguatarakan apa yang seharusnya diutarakan, bahwa wong cilik dan simpatiasan PKI hanya orang biasa yang tidak mempedulikan ideologi. yang saya tahu dari beberapa referensi adalah bahwa apa yang dilakukan oleh orang-orang itu hanyalah mempertahakan apa yang mereka miliki, sehingga bisa saja ada provokasi di kalangan rakyat. dus, bukan rakyatnya yang kita salahkan, tapi siapa yang menghasut mereka. boleh jadi mereka tidak tau apa yang sebenarnya mereka perjuangkan. wallaualam..
  • Datuk Soda

    Saya menyetujui kalimat Sanak sbb: –>”….yang saya tahu dari beberapa referensi adalah bahwa apa yang dilakukan oleh orang-orang itu hanyalah mempertahankan apa yang mereka miliki, sehingga bisa saja ada provokasi di kalangan rakyat. dus, bukan rakyatnya yang kita salahkan, tapi siapa yang menghasut mereka. boleh jadi mereka tidak tau apa yang sebenarnya mereka perjuangkan”

    ….dengan komentar/pendapat saya sbb.:

    1. Epilog G30S terjadi perlawanan PKI bukanlah karena rakyat (wong cilik) mempertahankan apa yang mereka miliki !

    2. Epilog G30S,… benar banyak rakyat (di sebagian daerah Indonesia) menjadi korban saat itu….karena tidak paham politik/telah diperalat oleh PKI.

    3. Tapi Sanak perlu tahu (karena jarang dipublikasikan kini !)….bahwa banyak rakyat (kelompok) …. sebelum terjadi pemberontakan G30S tsb……. telah menjadi korban oleh keganasan “methode” berpolitik yang dipakai oleh PKI dalam negara demokrasi Republik Indonesia.
    Ideologi Komunis adalah “perjuangan kelas”, …. yang ada hanyalah “pihak aku/kaum komunis” dan “kamu/lawan aku” !
    … dan lawan harus dihancurkan (dengan kudeta/berdarah kalau perlu).

    4. PKI telah menampar “pipi kanan” lawan lawan politik mereka di NRI (1948 & 1965) sebanyak dua kali ! … dan untuk “kaum kerabat saya” sebanyak tiga kali, dihitung sejak 1948 …. ???!!!

 

Lampiran: Sejarah Kritis

PKI terlibat G 30 S?

By tsabitazinarahmad

Pertanyaan yang paling sering muncul ketika membahas peristiwa penculikan dan pembunuhan pimpinan Angkatan Darat tahun 1965 adalah “apakah PKI benar-benar terlibat dalam Gerakan 30 September?” Pertanyaan inilah yang menjadi alasan mengapa saya harus melakukan kajian tentang Partai Komunis Indonesia. Dengan sumber utama surat kabar resmi PKI, Harian Rakjat edisi 2 Oktober 1965 dan beberapa referensi pembanding, saya mencoba menelusuri jawaban tentang keterlibatan PKI dalam G 30 S. Setelah beberapa bulan melakukan penelusuran dan analisis terhadap sumber-sumber yang terpercaya, akhirnya jadilah sebuah artikel berjudul “The Last Defense of Partai Komunis Indonesia: Harian Rakjat Issues After Gerakan 30 September“. Pada konferensi sejarawan se-Asia di Solo, hasil penelitian itu saya paparkan.

Dugaan Keterlibatan Kudeta

Keterlibatan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada peristiwa Gerakan 30 September (G 30 S) muncul sebagai versi resmi sejarah nasional Indonesia.  Salah satu alasan yang menguatkan pendapat PKI sebagai penggagas peristiwa G 30 S adalah dukungannya terhadap gerakan penculikan yang dipimpin Letkol Untung. Dukungan itu tampak pada surat kabar Harian Rakjat (HR), media resmi PKI. HR dianggap sebagai bukti keterlibatan PKI dalam peristiwa G 30 S. Pada edisi 2 Oktober 1965 dukungan HR tampak pada berita utama, tajuk rencana, wacana pojok, dan kartun.  Ia muncul pada saat seluruh surat kabar di seluruh Jakarta dilarang terbit oleh Pangdam Jaya, Umar Wirahadikusumah, kecuali Berita Yudha dan Angkatan Bersenjata. Namun demikian, HR ternyata tidak hanya menunjukkan dukungan terhadap G 30 S. Ia muncul sebagai media pembelaan PKI tentang ketidakterlibatannya dalam penculikan dan pembunuhan pimpinan Angkatan Darat. Akan tetapi, belum banyak ulasan yang melihat HR sebagai pembelaan PKI terhadap pandangan dan ideologinya. Terlepas dari perdebatan keasliannya, banyak bagian dalam edisi pamungkasnya berusaha membatasi jarak antara PKI dan peristiwa G 30 S.

Harian Rakjat edisi 2 Oktober 1965 merupakan edisi pamungkas terbitan PKI.  Edisi ini juga merupakan terbitan yang paling kontroversial dari berbagai edisi lainnya. Hal ini karena sampai saat ini masih muncul pertanyaan “mengapa HR edisi 2 Oktober terbit sementara surat kabar lain di ibukota dilarang?” Jawaban yang beragam muncul terkait alasan HR terbit pada saat seluruh surat kabar di Jakarta dilarang, kecuali Berita Yudha dan Angkatan Bersenjata. Tidak mengherankan apabila muncul spekulasi bahwa edisi ini merupakan rekayasa TNI AD untuk menyeret PKI sebagai aktor intelektual di balik G 30 S.

Masalah dalam HR

Wacana-wacana yang disampaikan Harian Rakjat menunjukkan sikap partai terhadap G 30 S. Di dalamnya kita tidak menemui keterkaitan secara langsung antara PKI dan G 30 S. Pesan yang paling dominan muncul dalam HR edisi 2 Oktober yang mengalami pengulangan lebih dari enam kali adalah pesan tentang ketidakterlibatan PKI dalam G 30 S. Ini ditampilkan dengan pengulangan pesan bahwa G 30 S adalah gerakan internal dalam Angkatan Darat. Permasalahan ini memunculkan satu pertanyaan yang belum terjawab. Jika PKI tidak terlibat dalam G 30 S, mengapa mereka justru mendukung gerakan tersebut. Sikap PKI yang reaksioner terhadap G 30 S disebabkan beberapa hal. Pertama, rivalitas antara PKI dan TNI yang telah berlangsung lama menyebabkan PKI memandang bahwa G 30 S merupakan konflik internal AD adalah sebuah momentum untuk melanjutkan perjuangan dan muncul sebagai kekuatan yang dekat dengan Sukarno. Konflik internal AD telah menghilangkan kekuatan penghalang bagi perkembangan PKI. Kedua, PKI perlu segera memberikan sikap terhadap peristiwa besar tersebut. Sikap yang dianggap sesuai adalah dukungan bagi G 30 S. Ini karena isu yang berkembang adalah ada Dewan Jenderal yang menjadi antek CIA. Oleh karena itu, PKI segera memberi dukungan pada gerakan yang bertujuan melawan CIA.

Permasalahan lain yang muncul adalah tentang alasan penerbitan HR 2 Oktober. Penulis menduga ada dua hal penting yang mendorong PKI tetap menerbitkan HR edisi 2 Oktober. Pertama, PKI perlu secara cepat menyatakan sikap dan memberi instruksi pada seluruh anggotanya di berbagai daerah. Pernyataan ini dianggap perlu untuk menyamakan persepsi anggota-anggota PKI tentang G 30 S. Upaya ini dilakukan dengan menerbitkan surat kabar resminya. Kedua, pihak militer sengaja membiarkan edisi terakhir beredar karena beberapa isinya justru dukungan terhadap G 30 S. Penulis menduga militer dapat memanfaatkan ini kemudian hari sebagai bukti keterlibatan PKI dalam G 30 S. Pada kenyataannya, hal ini terbukti benar, bahwa militer memanfaatkan HR sebagai bukti keterlibatan PKI dalam G 30 S.

Penulis melihat ada beberapa kelemahan pada HR edisi 2 Oktober 1965. Pertama, PKI terlalu reaktif dan emosional dalam mengemukakan pendapatnya tentang G 30 S. Hal ini karena pada saat yang bersamaan pimpinan redaksi sebagai penentu kebijakan tidak berada di tempat, sehingga HR muncul tanpa pembacaan situasi yang cermat. Kedua, sikap HR yang tergesa-gesa dalam menuliskan wacana menandakan belum dilakukan pembacaan situasi dengan tepat dan ketidaksiapannya dalam menghadapi G 30 S. Hal ini menguatkan tesis bahwa bukan PKI sebagai lembaga yang merencanakan G 30 S, tetapi hanya beberapa orang saja.

Simpulan

Harian Rakjat tanggal 2 Oktober sebagai media resmi PKI memiliki beberapa makna penting. Pertama, HR menyampaikan pesan bahwa PKI tidak terlibat dalam G 30 S karena masalah tersebut adalah persoalan internal angkatan darat. Kedua, HR memberikan dukungan pada G 30 S sebagai sebuah gerakan penyelamatan Sukarno. Ketiga, wacana HR yang disusun dengan tergesa-gesa tanpa pembacaan yang cermat menunjukkan bahwa tidak semua anggota PKI memahami permasalahan. Dengan demikian, secara kelembagan, PKI tidak memahami permasalahan seputar G 30 S. Tampaknya ini adalah proyek pribadi segelintir elite PKI saja. Terbitnya HR edisi 2 Oktober merupakan hal yang wajar sebagai upaya PKI untuk mengambil momentum perpecahan Angkatan darat sekaligus memberikan instruksi pada seluruh anggotanya untuk berhati-hati dan bersiap menghadapi perubahan pasca G 30 S. [tsabit]

ARTIKEL 2

 

Kumpulan Sejarah Indonesia · 5.839 menyukai ini

22    Juni pukul 23:26 melalui seluler ·

Postingan ke-141: SEJARAH ISLAM DI SUMATERA

Sebagai salah satu pulau terbesar di Nusantara, Sumatera menjadi tonggak awal sejarah perkembangan Islam. Tak heran, daerah ujung pulau ini sampai sekarang disebut sebagai serambi Mekkah. Hal ini menunjukkan betapa agama Islam tumbuh baik di bumi Naggroe Aceh Darussalam ini. Agama Islam terus berkembang sejak berdatangan para pedagang asal Gujarat (India), Persia dan Arab di tanah Rencong.

Dalam sebuah catatan perjalanannya sekitar abad ke-14, Ibnu Bathutah menuturkan dirinya pernah singgah di ibukota kerajaan Samudera Pasai pada masa pemerintahan Sultan Malik Az-Zahir. Disini ia melihat bagaimana sebuah kota terbangun apik dengan sistem pemerintahan yang memadai, lengkap dengan segala infrastruktur pendukung, dan keberadaan masjid sebagai tempat ibadah umat Islam. Tak lupa ia mengisahkan dirinya dijamu begitu baik oleh pihak Istana pada saat kedatangannya.

Kehadiran Islam di Sumatera ini membawa perubahan besar bagi masyarakat setempat. Melalui proses yang berbeda-beda, secara berangsur-angsur. Daerah sumatera bertumbuhan kerajaan-kerajaan Islam yang menjadikan ajaran Agama ini sebagai dasar hukum pemerintahannya. Besar kemungkinan ajaran Islam berkmbang pesat di Sumatra disebabkan oleh metode dakwah Persuasif yang dilakukan oleh para Ulama dengan memperhatikan kultur setempat sehingga Islam bisa diterima dengan mudah.

Ketika Islam telah menjadi keyakinan masyarakat di berbagai wilayah di Sumatera, mereka pun membangun sebuah masjid. Masjid yang akan digunakan sebagai pusat kegiatan pendidikan dan pengajaran Islam, tidak hanya sekedar sebagai rumah ibadah saja. Beberapa wilayah seperti Aceh, Jambi, Sumatera Utara, Riau dan kepulauan Riau, masjid bahkan dijadikan tempat bagi Raja untuk menyelesaikan persoalan-persoalan kerajaan. Tak heran, berbagai manuskrip dan peninggalan bersejarah lainnya tersimpan dengan baik di dalam masjid.

Kita bisa memetik sebuah pelajaran bahwa perkembangan Islam di Sumatera memanfaatkan gerakan struktural dan kultural. Gerakan struktural dimulai dengan memanfaatkan kedudukan para tokoh penyebar Islam sebagai seorang saudagar kaya yang bisa dengan mudah mendekati para penguasa. Sedangkan gerakan kultural menjalankan proses penyebaran Islam melalui pengajaran dan pendidikan masyarakat awam. Terlepas dari perbedaan proses penyebaran ini, agama Islam telah dianut mayoritas masyarakat Sumatera. Inilah buah perjuangan para penyebar agama Islam di masa lalu. Sebuah dedikasi tinggi yang tak ternilai harganya.

Sumber: Buku Masjid dan Makam Bersejarah di Sumatera – Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI tahun 2008.

#Fahry

Top of Form

    • Syam Sbw dan 77 orang lainnya menyukai ini.

Komentar:

Danank Dwi S Subhanaallah…

Den Arief Rivaldi Sejarah wali di tanah jawa mas.

Arjun Essalav subkhanallah

Kumpulan Sejarah Indonesia Den: Insya Allah besok-besok aja ya,, min Fahry dah ngantuk berat nih, he he

Agoes Tiyanto Saloet wat pra waliallah..

Den Arief Rivaldi Iya deh mas fahry.

Isti Qoqom

islam smakin brkembang stelah Malaka d kuasai oleh portugis. para pdagang2 islam mulai mencari plabuhn2 lain utk brdagang krn prdagangn d malaka d monopoli oleh portugis, org islam tdk dperbolehkn brdagang d malaka atau boleh brdagang tp d perlakukn dg kasar, hal ni krn kaum portugis masih membawa smangat perang salib (dendam krn kalah dg kaum islam). sbenarny tujuan utama kaum portugis menjelajahi dunia/pergi k dunia timur adl utk menyebrkn agama kristen.

salah satu plabuhan yg dtuju oleh pr pdagang islam yaitu d Aceh & krn hal inilah krajaan Aceh mulai brkembang pesat mjd krajaan yg mampu mengeluarkn uang emas sbg bukti kmakmuranny,

slain d aceh, brkembang jg pelabuhan lain sprti banten,,
brkembangny plabuhn2 yg trsebar d nusantara menyebabkn pnyebaran islm smakin mluas,,

sumber: rangkuman dr ensiklopedi indonesia+sej indo modern+ pmaparan dr dosen dlm prkuliahan

Danank Dwi S Req Sejarah kediri kingdom dan peniggalanya gan

Hidayat Camo Sejarah kristen di indonesia ada ga min ?

Isti Qoqom

sumatra adl tonggak awal pnyebaran islam, slain tu pd zaman hindu budha, d sumatra trdapat krajaan brcorak budha yg sangat bsar, bahkn jk seseorg mau prgi k india, harus blajar dulu d kerajaan ini. krajaan yg d maksud adl sriwijaya.
sriwijaya jg mampu menciptakn kapal yg mampu mlewati laut cina slatan yg trkenal sgt ganas, meskipun rangka kapal tu tdk menggunakn paku & hany d ikat dg tali. bhkn sumatra mendapat sbutn pulau emas.

sejarah sumatra bgitu hebat, menjd tonggak prkembangn nusantara, tp knapa reputasi sumatra dpt d kalahkn oleh jawa y?
hampir separuh pend indo da d jawa, bhkn pd masa tanam paksa para pekerjany d datangkn dr jawa. kira2 mengapa dmikian y?

Endru Cliquers subhanallah..

karena suka jawa suku yg bertoleransi tertinggi trhadap suku lainnya,yg mau bergaul dan menerima ilmu apa aja(luwes).
coba kmu bndingkn dgn suku lain diindonesia,yg hnya mau brgaul dgn ssamanya??

Hendra Adhitya AKU bngga jdi anak sumatra…!

Andriy Kristiners BadmntonLover’s Disini anak minang.

Sumantri Manthree pujakesuma

Agoes Suro KerabatKotak Solo Tp syg ya sjak revolusi sosial 1946,,di negeri sumatra timur islam spt nya punah,,pdhl daerah medan dan sekitarnya dl sblm thn 1946 mrupakan pusatnya kerajaan islam

Veny CipHenk D’guaRdian ANgel Like

Jang JangGood Seperti yg kita ketahui kadaan alam dan lingkungan hidup juga mempengaruhi psikologis para penghuninya.
Sumatra yg luas dan kaya membuat semua penghuninya selalu bisa mendapatkan ap yg mereka inginkan tanpa harus berebutan terlebih dahulu.I…Lihat Selengkapnya

Jang JangGood Berbeda dgn jawa yg padat menimbulkan rasa persaingan yg ketat.Sehingga upaya memperkuat kekuatan meliter dan upaya penaklukan terhadap kerajaan lain terjadi di kerajaan2 di Jawa.
Sehingga kehidupan di Jawa terlihat lebih dramatis dan tentunya membuat jawa lebih punya banyak sejarah untk dicermati.
Ini lah yg membuat jawa lebih menjadi sorotan di bandingkan daerah yg lain.

Jang JangGood Dgn dikenal nya nama Jawa ini lah yg membuat pilihan utama para penjajah Eropa menjadikan jawa sebagai pilihan utama.
Seiring dgn waktu para penjajah menyadari betapa besarnya potensi yg ad diluar jawa,ini lah yg mendorong para penjajah mendistri busikan tenaga kerja paksa dr Jawa ke Sumatra dan daerah lain untk mengejar target yg mereka inginkan di Sumatra dan daerah lain.

Jang JangGood Jawa memang kalah telak dibandingkan Sumatra dan daerah yg lain jika ditinjau dari Sumber Daya Alam.
Namun dengan segala peristiwa besar mulai dr zaman Hindu Budha,zaman islam dgn para Sunan nya,sehingga zaman penjajah Belanda dan Jepang yg terjadi di Jawa membuat jawa memiliki sumber daya ilmu,pengalaman dan lainnya yg sangat besar.
Ini lah yg lebih mengangkat reputasi Jawa dibandingkan Sumatra dan daerah lain.

Muhammad Hanafi ‎100 orang muslim dibantai oeh rezim suriah selelngkapnya baca n like di
Hidup Itu Indah

Deni Kira Yagami Numpang promosi ya admin^^

HOBI DEBAT?
Anda ANTIS/SMASHBLAT? Mari berdiskusi tentang SMASH

…Lihat Selengkapnya

Akatsuki Chibi SuJu Elf Like & Join with me in my FP because this FP onLy for Fans Of Naruto in Indonesian ! 🙂
Anime Naruto Shippuden Indonesia

Categories: Sejarah | 1 Komentar

Navigasi pos

1 thoughts on “Artikel Facebook

  1. kita dapat mengasah pengetahuan kita dengan cara diskusi.
    Isti Qoqom ’12

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.